Main Article Content

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis integrasi pasar dan transmisi harga gabah di Provinsi Lampung. Metode analisis penelitian yang digunakan adalah analisis keterpaduan harga melalui pendekatan secara vertikal dengan penggunaan analisis transmisi harga. Penelitian dilakukan di Provinsi Lampung. Jenis data yang digunakan adalah data primer meliputi data harga gabah ditingkat petani dan ditingkat penggilingan sebanyak 47 pada tahun 2018-2019.  Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat integrasi/keterpaduan jangka pendek dan jangka panjang yang relatif tinggi antara harga gabah ditingkat pabrik penggilingan di Kabupaten Lampung Tengah (konsumen) terhadap harga gabah yang diterima petani padi (produsen).  Terdapat integrasi harga jangka pendek antara petani di Lampung Tengah dengan Lampung Timur.  Tidak adanya integrasi harga pada jangka pendek di Kabupaten Lampung Selatan.  Namun, terdapat keterpaduan harga gabah pada petani di Lampung Selatan dengan petani Lampung Tengah dalam jangka panjang.  Terdapat integrasi/keterkaitan jangka pendek maupun jangka panjang antara petani di Metro dan Tanggamus dengan petani di Lampung Tengah baik jangka pendek maupun jangka panjang.  Nilai elastisitas transmisi yang dihasilkan sebesar 7,39 lebih dari 1.  Sehingga dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa pemasaran harga gabah di Provinsi Lampung belum efisien dan termasuk dalam jenis pasar persaingan tidak sempurna.

Article Details

References

  1. Agung, I. D. G. A. & Daryanto, J. (2017). Analisis Integrasi Pasar Beras di Provinsi Bali. Jurnal Agribisnis dan Agrowisata, 6(1): 115-121
  2. Ariyani D. (2012). Integrasi Vertikal Pasar Produsen Gabah dengan Pasar Ritel Beras di Indonesia. Jurnal Manajemen Teknologi. Vol. 11(2): 225‒238.
  3. Asmarantaka, R. W. (2009). Pemasaran Produk-Produk Pertanian. Bunga Rampai Agribisnis: Seri Pemasaran. IPB Press, Bogor.
  4. Badan Pusat Statistik.
  5. Barton H. (2000). Urban Form and Locality, Sustainable Communities: The Potential for eco-neighbourhoods. Earthscan: London.
  6. Destiarni, R. P. & Jamil, A. S. (2021). Price Integration Analysis of Crude Oil and Vegetable Oils. Habitat, 32(2): 82-92.
  7. Etienne, X. L., Barrera, A. T., & Wiggins, S. (2016). Price and Volatility Transmissions Between Natural Gas, Fertilizer, and Corn Markets. Agricultural Finance Review. Agricultural Finance Review, Vol. 76(1) : 151‒171.
  8. Ghozali I. (2009). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: UNDIP.
  9. Hadi, P. U. & Wiryono, B. (2016). Dampak Kebijakan Proteksi terhadap Ekonomi Beras di Indonesia. Jurnal Agro Ekonomi, 23(2): 159-175.
  10. Heytens, P. J. (1986). Testing Market Integration. Food Research Institute Studies. Journal of Development Studies, Vol. 20 (1): 27‒41.
  11. Karantininis, K. (2011). Price Transmission in the Swedish Pork Chain: Asymmetric non linear ARDL. Paper presented at the EAAE 2011 Congress, Zurich, Switzerland.
  12. Kementrian Pertanian. (2019). Data Produksi Tanaman Pangan Indonesia. Jakarta. Kementerian Pertanian.
  13. Kustiari, R., Sejati, W. K. & Yulmahera, R. (2018). Integrasi Pasar dan Pembentukan Harga Cabai Merah di Indonesia. Jurnal Agro Ekonomi, 36(1): 39-53.
  14. Jamil, A. S. & Tinaprilla, N. (2015). Pemasaran Garam Rakyat (Studi Kasus Desa Lembung, Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur. Forum Agribisnis, 5(2): 121-138.
  15. Nuryanti, S. (2017). Swasembada beras berkelanjutan: dilemma antara stabilitas harga dan distribusi pendapatan. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 35(1): 19-30.
  16. Ponto J., Benu, N. M., & Kumaat, R.M. (2017). Upsus Pajale dalam Menunjang Program Swasembada Pangan di Kabupaten Bolaang Mongondow. Agri-Sosio Ekonomi, 13 (2A): 253.
  17. Soekartawi. (1990). Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cobb Douglas. Rajawali Press. Jakarta.
  18. Sudaryanto T. (2013). Rice development policy in Indonesia. Food and Fertilizer Technology Center. Reviewed, edited, and uploaded: December 11 2013. [Internet]. [cited 2019 Nov 11]. Available from: http://ap.fftc.agnet.org/ap_db.php?id=158&print=1.
  19. Suryana, A. (2014). Menuju Ketahanan Pangan Indonesia Berkelanjutan 2025: Tantangan dan Penanganannya. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 32(2): 123-135.
  20. Susanawati, Jamhari, Masyhuri, & Dwidjono. (2015). Integrasi Pasar Bawang Merah di Kabupaten Nganjuk (Pendekatan Kointegrasi Engle-Granger). Jurnal Agraris. Vol. 1(1): 43‒51.
  21. Weldegebriel, H. T., Wang, X., & Rayner, A. J. (2012). Price Transmission Market Power and Industry Technology: A Note. China Agricultural Economic Review, Vol. 4(3) :281‒299.
  22. Wijaya, I. G, I. W., Widyantara, & Ida. (2016). Efektivitas alokasi input usahatani padi dalassm program upsus pajale di Subak Gadungan Delod Desa, Desa Gadungan, Kabupaten Tabanan. Jurnal Agribisnis dan Agrowisata, 5 (3) : 527-537.
  23. Yuniarti, D., Endang, S. R. & Mohamad, H. (2018). Analisis Integrasi Pasar dan Transmisi Harga Gabah dan Beras Organik di Boyolali. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Indonesia.
  24. Yustiningsih, F. (2012). Analisis Integrasi Pasar dan Transmisi Harga Beras Petani Konsumen di Indonesia, Jakarta: Universitas.