Main Article Content

Abstract

Limbah pertanian berupa ampas sagu dan daun pisang kering yang melimpah di Manokwari, Papua Barat dapat dimanfaatkan sebagai komponen media tanam jamur tiram. Melalui uji coba, diperoleh hasil proporsi media tanam yang sesuai untuk penumbuhan jamur tiram terdiri dari 7,5 kg ampas sagu dan 2,5 kg daun pisang. Hasil percobaan kemudian diedukasikan ke masyarakat melalui proses penyuluhan. Tujuan dari penyuluhan ini adalah meningkatkan pengetahuan petani tentang media tanam budidaya jamur tiram di Kampung Sidey Baru, Distrik Sidey, Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat. Hasil evaluasi penyuluhan berupa pretest dan postest dianalisis menggunakan paired T-test. Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan pengetahuan seperti tingkatan umur dan pendidikan dianalisis menggunakan anaisis korelasi Rank Spearman. Perolehan skor pada tes awal sebesar 212 point, dengan rata-rata 16,30 poin berada pada kategori cukup. Perolehan skor pada tes akhir sebesar 255 point, dengan rata-rata 19,31 poin berada pada kategori baik. Faktor umur petani dan tingkat pendidikan berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan petani dan sasaran penyuluhan. Tingkat umur dan pendidikan petani tidak mempengaruhi hasil peningkatan pengetahuan.

Keywords

Sago pulp Dried banana leaves Extension evaluation Oyster mushroom Growing media

Article Details

References

  1. Badan Pusat Statistik. (2020). Kebutuhan Masyarakat Pangan Indonesia Tahun 2019.
  2. Dewi dan Wawan. (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Nuha Medika. Yogyakarta.
  3. Ginting, E. (1991). Metode Kuliah Kerja Lapang. Universitas Brawijaya. Malang.
  4. Hendrayani E dan Febrina D. (2009). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Berternak Sapi di Desa Koro Benai Kec. Benai Kab. Kuantan Singingi. J. Peternakan, 6 (2), 53-62.
  5. Lestari N, Amanah S, Muljono P, Susanto D. (2019). Pengaruh Profil Petani Pengelola Agrowisata terhadap Kapasitas Pemanfaatan Teknologi Komunikasi Digital di Kabupaten Bojonegoro dan Malang,Provinsi Jawa Timur. Agrar J Agribus Rural Dev Res, 5(1).
  6. Makabori, Y. Y., Mual, C. D., & Enar, J. Y. (2021). Analisis Usahatani Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus sp) Rumah Jamur Welury di Kelurahan Andai Distrik Manokwari Selatan Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat. In Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian (Vol. 2, No. 1, pp. 57-65).
  7. Maulana, E. (2012). Panen jamur tiram tiap musim. Yogyakarta: Lily Publisher.
  8. Marwan, H., Mulyati, S., & Yustien, R. (2021). Peningkatan Kompetensi Siswa SMK-PP Negeri Jambi Melalui Pelatihan Budidaya Jamur Tiram. Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 5(3), 686-693.
  9. Muhdiar. (2016). Tingkat Penerapan Agribisnis Pada Usahatani Jagung Hibrida Di Desa Sipatuo Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang. Jurnal Galung Tropika, 5 (3): 191–202. ISSN Cetak 2302-4178.
  10. Narti, S. (2015). Hubungan karakteristik petani dengan efektivitas komunikasi penyuluhan pertanian dalam program SL-PTT (Kasus kelompok tani di Kecamatan Kerkap Kabupaten Bengkulu Utara). Professional: Jurnal Komunikasi dan Administrasi Publik, 2(2).
  11. Santoso, T. R. (2019). Influence of industrial work practice, competence examination test and learning motivation on student competence. International Journal of Social Science and Business, 3(2), 138-144.
  12. Setiyowati, T., Fatchiya, A., & Amanah, S. (2022). Pengaruh Karakteristik Petani terhadap Pengetahuan Inovasi Budidaya Cengkeh di Kabupaten Halmahera Timur. Jurnal Penyuluhan, 18(02), 208-218.
  13. Slamet, M. (2003). Memantapkan penyuluhan pertanian di Indonesia. Di dalam Ida Yustina dan Adjat Sudrajat, Editor. Membentuk pola perilaku manusia pembangunan, 14-22.
  14. Sukendar, S., Yaschica, D. F., & Syuryansyah, S. (2023). Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Budidaya Jamur Tiram sebagai Komoditas Unggulan di Desa Sukalaba. Dasabhakti: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(2), 13-17.
  15. Sumarsih, Sri. (2010). Untung besar usaha bibit jamur tiram. Jakarta.
  16. Supriadi, H. (2008). Strategi kebijakan pembangunan pertanian di Papua Barat. Analisis kebijakan pertanian, 6(4), 352-377.
  17. Susanto, A. N. (2006). Potensi dan Perhitungan Luas Lahan Sagu untuk Perencanaan Ketahanan Pangan Spesifik Lokasi di Provinsi Maluku. Prosiding Lokakarya Sagu dalam Revitalisasi Pertanian Maluku, Ambon.
  18. Wardana, I. G. N. W., Tariningsih, D., & Lestari, P. F. K. (2017). Pengetahuan dan Keterampilan Petani terhadap Pupuk Organik pada USAhatani Padi Sawah (Studi Kasus di Subak Anyar Sidembunut, Desa Cempaga, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli). Agrimeta, 7(13), 195587.
  19. Widayati, O., Degey, A. B., Sudarmi, N., & Sadsoeitoeboen, P. D. (2023). Evaluasi Penyuluhan Pengaruh Pemberian Pakan Komersial Terhadap Performa Babi Jantan Periode Starter Di Kampung Sairo Distrik Manokwari Utara Kabupaten Manokwari. Journal of Sustainable Agriculture Extension, 1(2), 84-90.
  20. Yahya M. 2016. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi terhadap Adopsi Petani dalam Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Sawah Di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Agrica Ekstensia, 10 (2), 1–7.