Main Article Content

Abstract

Integrated Planting Calendar Information System (SI KATAM Integrated) is one of the technological innovations produced by the Agency for Agricultural Research and Development. Application of technology to hybrid corn plants is one way to increase productivity. The technological feasibility of all requirements of  technology to be adopted by farmers. This study aims to: 1) calculate the benefits of hybrid corn farming with application of technological recommendations on the Integrated KATAM SI KM 2017 and, 2) analyze the feasibility of hybrid corn farming using technology on the SI Integrated KATAM MK 2017. The research was conducted in July-August 2017 in 11 lands cooperative farmers covering  of ​​4 hectare areas in Kelurahan Kemumu, Arma Jaya District, North Bengkulu Regency. The data used to achieve the goal is primary data consisting of farm data collected in agricultural records storage. The technology applied implements Integrated KATAM SI using Bima 19 URI and Bima 20 URI varieties. Farm profit is calculated using profit analysis while farm feasibility is assessed by the R/C ratio and B/C ratio. The results showed that the farming of Bima 19 URI varieties gave a higher profit compared to Bima 20 URI with the full value of Rp. 13,312,862/MT/ha and          Rp. 8,560,862 /MT/ha. Using hybrid corn with the recommended application on SI KATAM Integrated MK 2017, the economic ratio of R/C ratio >1 and farming economy is feasible to be developed with a B/C ratio of >0.

Keywords

benefits, feasibility, hybrid corn farming, integrated planting calendar

Article Details

References

  1. Amzeri, A. (2018). Tinjauan perkembangan pertanian jagung di madura dan alternatif pengolahan menjadi biomaterial. Jurnal Ilmiah Rekayasa, 11(1): 74-86.
  2. Anantanyu, S. (2011). Kelembagaan petani: peran dan strategi pengembangan kapasitasnya. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, 7(2): 102-109.
  3. Asih, D.N. (2009). Analisis karakteristik dan tingkat pendapatan usahatani bawang merah di Sulawesi Tengah. Jurnal Agroland, 16(1): 53-59.
  4. Badan Litbang Pertanian. (2016). Jajar legowo pada jagung. http://www.litbang.pertanian.go.id/info-teknologi/2510/. [Diunduh tanggal 12 April 2020]
  5. Badan Pusat Statistik. (2018). Kecamatan Arma Jaya dalam Angka. https://bengkuluutarakab.bps.go.id. [Diunduh tanggal 11 April 2020]
  6. Ditjen Tanaman Pangan. (2017). Pedoman Pelaksanaan Kegiatan 2017 Jagung. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Kementerian Pertanian. Jakarta
  7. Fatchiya, A. Amanah, S. Kusumastuti, Y.I. (2016). Penerapan inovasi pertanian dan hubungannya dengan ketahanan pangan rumah tangga petani. Jurnal Penyuluhan, 12(2): 190-197.
  8. Fitria, E dan M.N. Ali. (2014). Kelayakan usaha tani padi gogo dengan pola Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) di Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh. Jurnal Widyariset, 17(3): 425-434.
  9. Hidayat, Y.R, Dwirayani, D., Saleh, S. (2019). Kajian penerapan teknologi terhadap pendapatan usahatani mangga gedong gincu (Mangifera indica L) (studi kasus di wilayah Kabupaten Majelengka dan Kabupaten Cirebon). Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis, 3(1): 152-161.
  10. Kartono. (2009). Membangun SDM peneliti pengkaji penyuluh yang amanah di lingkup BPTP. Dalam peningkatan kapasitas peneliti dan penguasaan metodologi pengkajian kerjasama BBP2TP dengan ACIAR SADI.
  11. Kasno, A., Ibrahim A.S, dan A. Rachman. (2009). Pengelolaan hara tanah dan peningkatan pendapatan petani dalam pola tanam sayuran dataran tinggi di Kopeng dan Buntu. Prosiding Seminar Nasional Peningkatan Produktivitas Sayuran Dataran Tinggi. Balittanah.litbang.pertanian.go.id [Diunduh tanggal 9 Okober 2015]
  12. Lakitan, B. (2014). Inclusive and sustainable management of suboptimal land for productive agriculture in Indonesia. Jurnal Lahan Suboptimal, 3(2): 181-192.
  13. Lalu, M.S dan Syuryawati. (2017a). Adopsi teknologi produksi jagung dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu pada lahan sawah tadah hujan. Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan, 1(1): 53-64.
  14. Lalu, M.S dan Syuryawati. (2017b). Faktor-faktor yang mempengaruhi usahatani jagung di lahan sawah dan lahan kering. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 20(1): 81-90.
  15. Mapegau. (2010). Pengaruh pemupukan N dan P terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung. Jurnal Penelitian Universitas Jambi, Seri Sains: 12(2): 33-36.
  16. Mariyah. (2004). Analisis Kebutuhan Modal Dan Tingkat Penyerapan Tenaga Kerja Di PT. REA Kaltim Plantations. Jurnal Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, 1(2): 41:50.
  17. Panikkai, S., Nurmalina, R., Mulatsih, S., Purwati, H. (2017). Analisis ketersediaan jagug nasional menuju pencapaian swasembada dengan pendekatan model dinamik. Jurnal Informatika Pertanian, 26(1): 41-48.
  18. Pasandaran, E dan Kasryno, F. (2005). Sekilas ekonomi jagung Indonesia: suatu studi di sentra utama produksi jagung. Dalam Kasryno F, Pasandaran E dan Fagi A.M (Ed). Ekonomi Jagung Indonesia (P 28-40). Jakarta: Badan Penelitan dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian
  19. Prabayanti, H. (2010). Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Adopsi Biopestisida Oleh Petani di Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar. Skripsi Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian (PKP) Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
  20. Rachman, B dan A. Saryoko. (2008). Analisis titik impas dan usahatani melalui pendekatan pengelolaan padi terpadu di Kabupaten Lebak Banten. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 11(1): 54-60.
  21. Rangkuti,K., S. Siregar.,M. Thamrin dan R. Andrian. (2014). Pengaruh faktor sosial ekonomi terhadap pendapatan petani jagung. Jurnal Agrium, 19(1): 52-58.
  22. Sholeha, T.M dan Hariyati, Y. (2019). Pengaruh teknologi pengolahan lahan terhadap pendapatan dan efisiensi usahatani kakao rakyat (studi kasusu di Desa Sidomulyo Kecamatan Bakung Kabupaten Blitar. Universitas Negeri Jember e-proceeding. https://jurnal.unej.ac.id/index.php/prosiding/article/view/9029. [Diunduh tanggal 11 April 2020].
  23. Swastika, D.K.S. (2004). Beberapa teknik analisis dalam penelitian dan pengkajian teknologi pertanian. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 7(1): 90-103.
  24. Soekartawi, (2002). Ekonomi Pertanian. Universitas Indonesia Press. Jakarta
  25. Suddin, A.F. dan Muslimin. (2015). Kajian struktur biaya dan profitabilitas pada penerapan PTT padi dan jagung di Provinsi Sulawesi Selatan. http://balitsereal.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/oi/15se79.pdf [Diunduh tanggal 11 April 2020]
  26. Sukiyono, K. (2005). Faktor penentu tingkat efisiensi teknik usahatani cabai merah di Kecamatan Selupu Rejang Kebupaten Rejang Lebong. Jurnal Agro Ekonomi, 23(2): 176-190.
  27. Syuryawati dan Faesal. (2015). Pengaruh penerapan teknologi PTT jagung terhadap pendapatan usahatani jagung. http://balitsereal.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/oi/15se77.pdf [Diunduh tanggal 11 April 2020]
  28. Radjit, B.S. dan Prasetiaswati, N. (2011). Optimasi hasil ubikayu menggunakan teknologi adaptif. Buletin Iptek Tanaman Pangan, 6(2): 243-256.
  29. Rosman. (2000). Tingkat produktfitas kerja terhadap umur petani di indonesia. Jurnal Pertanian, 87: 12-19.